Mengenal Ternak Kroto (Semut Rangrang): Prospek Bisnis Unik

Mengenal Ternak Kroto (Semut Rangrang): Prospek Bisnis Unik – Di Indonesia, bisnis peternakan semakin beragam, tidak hanya terbatas pada ayam, sapi, atau kambing. Salah satu usaha yang kini mulai dilirik adalah ternak kroto atau beternak semut rangrang. Kroto, yaitu telur dan larva semut rangrang, memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi karena menjadi pakan favorit bagi burung kicau dan ikan hias. Tingginya permintaan pasar terhadap kroto membuat budidaya ini memiliki prospek bisnis yang menjanjikan, meski tergolong unik dan tidak konvensional.

Usaha ini relatif mudah dijalankan dan tidak membutuhkan lahan luas. Dengan modal kecil, peternak bisa menghasilkan keuntungan besar jika dikelola dengan baik. Namun, tentu saja ada tantangan tersendiri dalam mengembangkan bisnis ini.


Apa Itu Kroto dan Mengapa Bernilai Ekonomis?

Pengertian Kroto

Kroto adalah sebutan untuk telur, larva, dan pupa semut rangrang (Oecophylla smaragdina). Bagi sebagian orang, semut rangrang mungkin dianggap hama karena sarangnya sering ditemukan di pohon. Namun, justru dari semut inilah kroto dihasilkan dan bernilai tinggi.

Kroto memiliki kandungan protein yang tinggi, menjadikannya pakan yang sangat baik untuk burung kicauan seperti murai batu, kacer, cucak ijo, dan lovebird. Selain itu, ikan hias juga sangat menyukai kroto, sehingga banyak penghobi maupun peternak ikan membutuhkannya.

Permintaan Pasar

Permintaan kroto di pasaran cenderung stabil bahkan terus meningkat. Pasar utamanya adalah pecinta burung kicau yang jumlahnya sangat besar di Indonesia. Dengan semakin banyaknya kontes burung dan komunitas hobi burung, kebutuhan kroto pun terus meningkat.

Harga kroto segar di pasaran bisa mencapai Rp 80.000 – Rp 120.000 per kilogram, bahkan lebih jika kualitasnya bagus. Angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan pakan burung konvensional seperti voer atau jangkrik. Inilah yang menjadikan ternak kroto menarik dari sisi bisnis.


Cara Memulai Ternak Kroto

Persiapan Sarang

Ternak kroto bisa dilakukan secara alami maupun modern. Metode modern menggunakan wadah seperti toples, paralon, atau rak yang disusun rapi. Toples transparan sering dipilih karena memudahkan pengamatan.

Toples diberi lubang kecil sebagai jalan keluar-masuk semut. Bagian dalam diolesi sedikit oli agar semut tidak keluar berlebihan. Sarang buatan ini meniru habitat alami semut, tetapi lebih mudah dikelola.

Pemilihan Bibit

Bibit semut rangrang bisa diperoleh dari alam atau membeli dari peternak lain. Bibit yang baik adalah koloni yang sehat, aktif, dan memiliki banyak ratu semut. Ratu berfungsi untuk terus bertelur sehingga produksi kroto stabil.

Pemberian Pakan

Semut rangrang membutuhkan pakan berupa serangga kecil, ulat, jangkrik, atau belalang sebagai sumber protein. Selain itu, pakan tambahan seperti gula atau madu bisa diberikan untuk menjaga energi semut.

Semut yang diberi pakan cukup akan lebih produktif dalam menghasilkan kroto.

Perawatan dan Panen

Panen kroto biasanya bisa dilakukan setelah 3 – 6 bulan sejak koloni dipelihara. Kroto dipanen dengan cara mengambil bagian sarang yang penuh telur dan larva. Panen bisa dilakukan berkala setiap 2 – 3 minggu sekali, tergantung produktivitas koloni.

Perawatan meliputi menjaga kelembapan sarang, memastikan pakan selalu tersedia, dan menjaga lingkungan agar tidak terlalu panas atau lembap berlebihan.


Prospek Bisnis Ternak Kroto

Modal Relatif Kecil

Ternak kroto tidak memerlukan lahan luas atau fasilitas mahal. Cukup dengan rak sederhana, toples, dan beberapa koloni semut, peternak sudah bisa memulai usaha ini. Modal awal bisa hanya ratusan ribu rupiah.

Potensi Keuntungan Tinggi

Dengan harga jual kroto yang tinggi, keuntungan bisa diperoleh dalam waktu relatif singkat. Misalnya, dari 10 toples sarang kroto, seorang peternak bisa menghasilkan 0,5 – 1 kilogram kroto per panen. Jika harga jual Rp 100.000 per kilogram, maka dalam sebulan bisa mendapat keuntungan cukup besar.

Pasar yang Luas dan Stabil

Indonesia dikenal sebagai negara dengan komunitas penghobi burung terbesar di dunia. Hal ini menjadi pasar potensial yang terus membutuhkan kroto. Belum lagi pasar tambahan dari peternak ikan hias.

Bisnis yang Masih Jarang Kompetitor

Meski mulai populer, jumlah peternak kroto masih relatif sedikit dibandingkan permintaan pasar. Ini berarti peluang untuk masuk ke bisnis ini masih terbuka lebar.


Tantangan dalam Ternak Kroto

Meski prospeknya bagus, ada beberapa tantangan yang perlu diperhatikan:

  1. Kesulitan mendapatkan bibit berkualitas – Ratu semut sangat penting untuk keberlangsungan koloni.
  2. Perawatan yang konsisten – Semut membutuhkan kondisi lingkungan yang stabil, termasuk suhu dan kelembapan.
  3. Risiko serangan hama – Semut lain, cicak, atau hewan kecil bisa menjadi predator bagi semut rangrang.
  4. Pasokan pakan – Pakan harus selalu tersedia agar koloni tetap produktif.

Mengatasi tantangan ini membutuhkan pengetahuan dan pengalaman. Oleh karena itu, penting bagi calon peternak untuk belajar dari komunitas atau pelatihan khusus sebelum memulai.


Kesimpulan

Ternak kroto atau semut rangrang merupakan peluang bisnis unik dengan prospek menjanjikan. Kroto memiliki permintaan pasar tinggi karena dibutuhkan oleh pecinta burung kicau dan ikan hias. Dengan modal yang relatif kecil, siapa pun bisa memulai usaha ini, asalkan memahami teknik dasar pemeliharaan dan panen.

Meski ada tantangan dalam hal perawatan, risiko predator, serta kebutuhan bibit berkualitas, keuntungan yang bisa didapat cukup besar. Apalagi, bisnis ini masih belum banyak pesaingnya sehingga peluangnya terbuka lebar.

Bagi Anda yang ingin mencoba usaha berbeda dari biasanya, ternak kroto bisa menjadi pilihan tepat. Dengan manajemen yang baik, usaha ini bukan hanya menghasilkan keuntungan finansial, tetapi juga memberi pengalaman menarik dalam beternak makhluk kecil yang sering diremehkan: semut rangrang.

Scroll to Top