Kiat Sukses Ternak Bekicot: Peluang Ekspor Komoditas yang Diremehkan

Kiat Sukses Ternak Bekicot: Peluang Ekspor Komoditas yang Diremehkan – Bagi sebagian orang, bekicot mungkin hanyalah hewan berlendir yang sering muncul saat hujan dan dianggap hama di kebun. Namun di balik kesan itu, ternyata bekicot memiliki nilai ekonomi yang tinggi, terutama di pasar ekspor. Hewan dengan nama ilmiah Achatina fulica ini menjadi komoditas yang diminati di sejumlah negara, baik untuk kebutuhan kuliner, kosmetik, maupun farmasi.

Dalam industri makanan, daging bekicot telah lama dikenal di Eropa, Afrika, dan sebagian Asia sebagai bahan pangan berprotein tinggi dengan rasa khas. Di Prancis, misalnya, bekicot dikenal dengan nama “escargot”, dan disajikan sebagai hidangan mewah di restoran bintang lima. Selain itu, lendir bekicot kini menjadi bahan utama dalam produk perawatan kulit karena kandungan kolagen, elastin, dan alantoinnya yang tinggi — bahan-bahan yang membantu regenerasi kulit dan menjaga kelembapan alami.

Melihat potensi itu, usaha ternak bekicot sebenarnya bisa menjadi sumber pendapatan menjanjikan, terutama untuk pasar ekspor. Harga bekicot di luar negeri bisa mencapai puluhan dolar per kilogram, tergantung pada kualitas dan jenis olahannya. Sayangnya, di Indonesia, peluang ini masih sering diremehkan. Padahal, dengan teknik ternak yang benar dan manajemen produksi yang baik, usaha ini bisa menjadi alternatif agribisnis dengan modal terjangkau dan potensi keuntungan besar.

Bekicot termasuk hewan hermafrodit, artinya satu individu memiliki organ kelamin jantan dan betina sekaligus, sehingga proses perkembangbiakannya cepat. Dalam satu kali masa bertelur, seekor bekicot bisa menghasilkan ratusan butir telur, dan bisa dilakukan beberapa kali dalam setahun. Hal ini menjadi keunggulan tersendiri bagi peternak, karena populasi dapat berkembang dengan cepat dan mudah dikelola.

Selain itu, pakan bekicot juga relatif murah. Mereka dapat memakan sisa sayuran, dedaunan, buah busuk, atau limbah dapur organik, sehingga biaya operasional dapat ditekan. Bagi peternak pemula, faktor inilah yang membuat budidaya bekicot menjadi pilihan menarik, karena tidak memerlukan investasi besar seperti ternak ayam atau sapi.

Langkah-Langkah dan Strategi Ternak Bekicot yang Efisien

Untuk memulai usaha ternak bekicot, langkah pertama yang penting adalah pemilihan lokasi. Bekicot sangat menyukai tempat lembap, teduh, dan tidak terkena sinar matahari langsung. Lokasi yang ideal biasanya di sekitar kebun, lahan kosong yang rindang, atau tempat yang memiliki sistem drainase baik agar tidak tergenang air saat hujan. Suhu lingkungan yang sesuai berada pada kisaran 25–30°C dengan kelembapan tinggi.

Berikut beberapa tahapan penting yang perlu diperhatikan dalam ternak bekicot:

  1. Pemilihan Indukan
    Pilih indukan bekicot yang sehat, memiliki ukuran besar, dan cangkang yang tidak retak. Indukan yang aktif bergerak dan memiliki lendir banyak biasanya menandakan kondisi tubuh yang baik. Disarankan untuk menggunakan jenis Achatina fulica atau Achatina achatina, karena keduanya memiliki tingkat produktivitas tinggi serta disukai di pasar ekspor.
  2. Persiapan Kandang atau Lahan
    Bekicot tidak membutuhkan kandang khusus yang rumit. Cukup sediakan lahan dengan pagar bambu atau semen rendah untuk menjaga agar bekicot tidak kabur. Tanah di dasar kandang harus gembur, lembap, dan kaya humus. Anda juga bisa menambahkan daun pisang atau rerumputan sebagai pelindung alami dari sinar matahari langsung.
  3. Pemberian Pakan
    Bekicot adalah pemakan segala jenis tumbuhan (herbivora). Pakan utamanya bisa berupa daun pepaya, kangkung, ketela, bayam, atau sisa sayur dapur. Untuk mempercepat pertumbuhan, bekicot juga membutuhkan kalsium untuk memperkuat cangkangnya, yang bisa diperoleh dari campuran tepung tulang, kulit telur, atau kapur pertanian yang dicampur dalam pakan.
  4. Perawatan dan Kebersihan
    Menjaga kelembapan sangat penting. Siram lahan setiap pagi dan sore hari agar tetap lembap, namun hindari genangan air karena bisa membuat bekicot stres atau mati. Bersihkan area kandang dari sisa makanan yang membusuk agar tidak mengundang semut atau jamur.
  5. Proses Panen
    Bekicot bisa dipanen setelah berumur sekitar 6–8 bulan, saat berat tubuhnya mencapai 100–150 gram. Panen dilakukan dengan cara memungut langsung bekicot dewasa dari kandang. Pastikan bekicot yang dipanen memiliki cangkang keras dan tidak rusak agar memenuhi standar ekspor.
  6. Pengolahan Produk Turunan
    Setelah panen, daging bekicot bisa diolah menjadi bahan makanan seperti sate, abon, atau keripik daging bekicot. Sementara lendirnya dapat diekstraksi untuk bahan kosmetik. Beberapa peternak juga menjual cangkangnya untuk dijadikan bahan kerajinan tangan. Dengan diversifikasi produk seperti ini, nilai jual bekicot akan meningkat signifikan.

Selain aspek teknis, pemasaran dan jaringan ekspor menjadi faktor kunci keberhasilan. Negara seperti Prancis, Jepang, dan Korea Selatan adalah pasar potensial untuk daging dan lendir bekicot. Anda bisa memulai dengan menjalin kerja sama dengan eksportir lokal atau memanfaatkan platform digital untuk memperluas jangkauan pasar.

Untuk meningkatkan daya saing, peternak perlu memperhatikan standar higienitas dan pengemasan. Bekicot ekspor biasanya harus melalui proses pembersihan, perebusan, dan pembekuan sesuai standar kesehatan internasional. Jika memenuhi standar tersebut, nilai jualnya bisa melonjak hingga beberapa kali lipat dibanding penjualan lokal.

Selain itu, penting juga membangun komunitas atau koperasi peternak bekicot agar lebih mudah mendapatkan akses pelatihan, pendanaan, dan jalur distribusi. Dengan sistem kolektif, peternak kecil bisa menembus pasar yang lebih luas dan memenuhi permintaan dalam jumlah besar secara konsisten.

Keuntungan lain dari usaha ini adalah dampaknya terhadap lingkungan. Bekicot membantu mendaur ulang limbah organik, sehingga bisa mendukung sistem pertanian berkelanjutan. Peternak dapat memanfaatkan sisa sayuran dari pasar sebagai pakan, mengurangi sampah organik, sekaligus memperoleh keuntungan ekonomi.

Dengan strategi yang tepat, bisnis ternak bekicot bukan hanya bisa bertahan, tetapi juga berkembang menjadi usaha ekspor bernilai tinggi. Menurut beberapa laporan agribisnis, permintaan global untuk produk bekicot terus meningkat setiap tahunnya, terutama dari industri kosmetik alami yang kini semakin populer.

Kesimpulan

Bekicot mungkin terlihat sederhana dan sering diremehkan, tetapi di tangan peternak yang cermat, hewan berlendir ini bisa menjadi komoditas ekspor bernilai tinggi. Dengan modal relatif kecil, teknik pemeliharaan mudah, dan siklus produksi cepat, usaha ternak bekicot memiliki potensi besar sebagai sumber penghasilan baru di sektor agribisnis.

Kunci suksesnya terletak pada pengelolaan yang higienis, manajemen pakan yang efisien, serta strategi pemasaran yang cerdas. Selain itu, peluang diversifikasi produk dari daging, lendir, hingga cangkang membuka banyak pintu bagi inovasi dan nilai tambah.

Bagi Anda yang ingin memulai usaha berpotensi besar namun masih jarang digarap, ternak bekicot bisa menjadi pilihan bijak. Dengan pendekatan modern dan berorientasi ekspor, siapa sangka hewan yang sering dianggap hama ini justru dapat menjadi ladang emas yang menjanjikan?

Scroll to Top